Jubir KPU Harus Mampu Hadapi Krisis
Labuan Bajo, manggaraibarat.kpu.go.id – Penyelenggara Pemilu, khususnya yang didapuk sebagai Juru Bicara (Jubir) harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dan tepat sasaran. Apalagi dalam menghadapi kondisi-kondisi krisis terkait penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan. Demikian disampaikan Putri Ayuningtyas, jurnalis/TV Anchor dalam paparannya pada sessi terkait “Teknik Komunikasi dan Penyampaian Informasi Kelembagaan dan Kepemiluan” dalam Rapat Koordinasi Nasional PPID dan Workshop Kehumasan yang dilaksanakan secara daring pada Kamis, (28/10/2021) dari Bogor Jawa Barat.
Kondisi-kondisi krisis menjelang dan selama tahapan Pemilu dan Pemilihan berlangsung bisa beragam, diantaranya yang mengemuka adalah terkait hoax yang menyebar di berbagai media sosial, panasnya konstelasi politik, data pemilih, kesiapan badan ad hoc, regulasi dan bahkan termasuk kondisi alam seperti bencana alam.
Berita terkait:
Optimalisasi Penyebaran Informasi Publik KPU RI Gelar Rakornas PPID dan Workshop Kehumasan
Untuk tujuan itu, jelas Putri, seorang Jubir harus memiliki kemampuan untuk mengelola krisis-krisis tersebut. Pada tahapan Pra-Krisis, seorang Jubir harus memiliki kemampuan untuk memprediksi potensi krisis, siapkan crisis management plan, dan selalu harus mengujinya secara berkala. Pada saat krisis berlangsung, seorang Jubir perlu mengumpulkan informasi, memberikan klarifikasi dan atau konfirmasi, serta bersikap tidak reaktif. Selanjutnya pada tahapan pasca Krisis, penyelenggara pemilu harus melakukan evaluasi, Berikan perkembangan informasi kepada media, serta tetap waspada.
Selanjutnya, jelas Putri, dalam berkomunikasi, seorang Jubir harus menyampaikan informasi berdasarkan data, fakta dan referensi yang kuat.
“Bersiaplah untuk dibenturkan dengan narasumber lain, bisa dalam talkshow atau paket berita.” jelasnya.
Juga harus menyampaikan informasi dengan singkat, padat dan jelas. Bicara tepat sasaran untuk menghindari salah persepsi dan miskomunikasi.”
“Jelaskan dengan lugas, fakta & referensi yang kuat. Jangan sampaikan kalimat setengah-setengah karena berpotensi dibuat judul bombastis untul menarik ‘klik’.” lanjutnya. (humas kpu mabar kbs/foto: kbs/ed kbs)